Kamis, 11 April 2013

Air

lanjutan postingan :)

Air adalah senyawa yang penting bagi semua bentuk kehidupan yang diketahui sampai saat ini di Bumi, tetapi tidak di planet lain. Air menutupi hampir 71% permukaan Bumi. Terdapat 1,4 triliun kilometer kubik (330 juta mil³) tersedia di Bumi.  Air sebagian besar terdapat di laut (air asin) dan pada lapisan-lapisan es (di kutub dan puncak-puncak gunung), akan tetapi juga dapat hadir sebagai awan, hujan, sungai, muka air tawar, danau, uap air, dan lautan es. Air dalam obyek-obyek tersebut bergerak mengikuti suatu siklus air, yaitu: melalui penguapan, hujan, dan aliran air di atas permukaan tanah (runoff, meliputi mata air, sungai, muara) menuju laut. Air bersih penting bagi kehidupan manusia.
Di banyak tempat di dunia terjadi kekurangan persediaan air. Selain di Bumi, sejumlah besar air juga diperkirakan terdapat pada kutub utara dan selatan planet Mars, serta pada bulan-bulan Europa dan Enceladus. Air dapat berwujud padatan (es), cairan (air) dan gas (uap air). Air merupakan satu-satunya zat yang secara alami terdapat di permukaan Bumi dalam ketiga wujudnya tersebut. Pengelolaan sumber daya air yang kurang baik dapat menyebakan kekurangan air, monopolisasi serta privatisasi dan bahkan menyulut konflik. Indonesia telah memiliki undang-undang yang mengatur sumber daya air sejak tahun 2004, yakni Undang Undang nomor 7 tahun 2004 tentang Sumber Daya Air.
Air merupakan factor abiotik yang sangat dibutuhkan oleh setip makhluk hidup. Air ini mutlak harus ada untuk kelangsungan hidup organisme. Suhu air berperan penting untuk pertahann hidup makhluk hidup air. Hewan yang hidup di air akan hidup nayman dan dapat berkembang biak dengan abik apabila suhu air sesuai dengan kebutuhannya. Pada musim – musim tersebut merupak suhu optimal bagi kehidupannya.
Selain suhu air, gerakan air (arus dan ombak0 juga memengaruhi makhluk hidup di dalamnya. Misalnya, ikan yang hidup di sungai berarus deras akan memiliki tubuh lebih kuat dibandingkan ikan yang hidup di kolam atau danau. Contohnya, ikan salmon yang berenang melawan arus memiliki otot tubuh yang kuat karena ototnya terlatih untuk melakukan perjalan jauh dan melawan arus, yaitu dari laut menuju ke sungai.
Salinitas adalah tingkat keasinan atau kadar garam terlarut dalam air. Salinitas juga dapat mengacu pada kandungan garam dalam tanah.
Salinitas air berdasarkan persentase garam terlarut
< 0,05 %
0,05—3 %
3—5 %
>5 %
Kandungan garam pada sebagian besar danau, sungai, dan saluran air alami sangat kecil sehingga air di tempat ini dikategorikan sebagai air tawar. Kandungan garam sebenarnya pada air ini, secara definisi, kurang dari 0,05%. Jika lebih dari itu, air dikategorikan sebagai air payau atau menjadi saline bila konsentrasinya 3 sampai 5%. Lebih dari 5%, ia disebut brine.
Air laut secara alami merupakan air saline dengan kandungan garam sekitar 3,5%. Beberapa danau garam di daratan dan beberapa lautan memiliki kadar garam lebih tinggi dari air laut umumnya. Sebagai contoh, Laut Mati memiliki kadar garam sekitar 30%.
Istilah teknik untuk keasinan lautan adalah halinitas, dengan didasarkan bahwa halida-halida—terutama klorida—adalah anion yang paling banyak dari elemen-elemen terlarut. Dalam oseanografi, halinitas biasa dinyatakan bukan dalam persen tetapi dalam “bagian perseribu” (parts per thousand , ppt) atau permil (‰), kira-kira sama dengan jumlah gram garam untuk setiap liter larutan. Sebelum tahun 1978, salinitas atau halinitas dinyatakan sebagai ‰ dengan didasarkan pada rasio konduktivitas elektrik sampel terhadap "Copenhagen water", air laut buatan yang digunakan sebagai standar air laut dunia. Pada 1978, oseanografer meredifinisikan salinitas dalam Practical Salinity Units (psu, Unit Salinitas Praktis): rasio konduktivitas sampel air laut terhadap larutan KCL standar. Rasio tidak memiliki unit, sehingga tidak bisa dinyatakan bahwa 35 psu sama dengan 35 gram garam per liter larutan. 
Adaptasi ikan laut terhadap kadar garam air yang tinggi adalah dengan cara terus – menerus minim air. Kelebihan garam yang masuk diekskresikan melalui insang secara aktif dan air dikeluarkan secara osmosis sehingga urine yang dihasilkan sedikit. Air masuk melalui mulut dan insang. Tekanan osmosis dalam sel sama dengan tekanan air di luar sel.
Adaptasi ikan air tawar terhadap kadar garam rendah adalah dengan cara minum sedikit air dan mengambil air terus menerus secara osmosiss. Garam diabsorpsikan melalui insang secara aktif sehingga banyk mengeluarkan urine. Tekanan osmosis dalam sel lebih kecil daripada di luar sel.
Kondisi asam – basa atau pH dalam air akan mempengaruhi penyebaran makhluk hidup dalam air yang memiliki pH asam, tetapi ada juga yang mampu bertahan dalam ph basa. Kebanyakan makhluk hidup dalam ph netral. 

SEMOGA BERMANFAAT :)



Tidak ada komentar: